Alex Rins masuk Q2 di Mugello setelah ubah fairing

Rins berhasil tembus Q2 di Mugello, trek tempat dia pernah cedera, dengan Yamaha yang masih penuh tantangan.

Alex Rins masuk Q2 di Mugello setelah ubah fairing. © Gold & Goose Photography/Getty Images
Alex Rins. © Gold & Goose Photography/Getty Images

Alex Rins masuk Q2. Ya, bacanya jangan sambil ngopi kalau nggak mau muncrat. Soalnya kita ngomongin Yamaha M1 — motor yang kadang lebih cocok dipakai ngebut ke Alfamart daripada nguber podium MotoGP. Tapi, kenyataannya Rins berhasil masuk Q2 di Mugello, trek cepat dan teknikal, bukan tempat liburan buat motor yang suka ngambek di tikungan.

Jadi ya, Alex Rins masuk Q2 bukan sekadar berita biasa. Ini kayak liat kucing lompat ke dalam kolam dan malah berenang gaya bebas: mengejutkan, aneh, tapi nyata. Dan yang bikin makin menarik, ini terjadi di sirkuit yang setahun lalu bikin kaki Rins hampir pensiun dini. Cedera brutal, operasi berkali-kali, dan sekarang? Dia gas lagi tanpa ampun.

Hari Jumat: dari “spin terus” ke posisi tujuh

Rins memulai hari seperti kebanyakan pemilik Yamaha: frustrasi. Di sesi latihan bebas pertama, dia lebih banyak spinning daripada drifting. Yamaha-nya nggak bisa belok, apalagi menikung cepat. Hasilnya? P12, terpaut 0,7 detik dari Acosta dan Bezzecchi, dua pembalap muda yang tampaknya bawa motor rakitan NASA.

Tapi ajaibnya, sore harinya dia berubah jadi versi upgraded. Di sesi Practice, dia mengikuti Ducati milik Alex Marquez, kayak anak kos nebeng Wi-Fi tetangga, dan berhasil mencetak waktu 1:45,084. Itu cukup buat mengamankan posisi ketujuh. Dan yang lebih penting, jadi pembalap Jepang kedua terbaik—ya, hanya kalah dari Fabio Quartararo, si bahu copot yang ternyata gak bisa diremehkan.

Rins: “Kami ubah fairing, dan motor mulai nurut”

Dalam sesi media, Rins terlihat puas. Bukannya senyum manis ala brand ambassador, tapi ekspresi “akhirnya motornya mau diajak kerja sama juga.” Dia bilang, masuk Q2 bukan sekadar hoki, tapi hasil dari penyesuaian besar: “Kami kembali ke fairing standar.”

Yup, Yamaha kayaknya sempat iseng-iseng bawa fairing eksperimental, dan hasilnya? Rins nggak bisa belok. Setelah balik ke fairing lama, dan mengubah sedikit keseimbangan motor, akhirnya dia bisa “ngobrol” lagi sama M1-nya. Katanya, “Di tikungan cepat saya masih terlalu melebar, tapi sudah jauh lebih baik dibanding pagi tadi.”

Kembali ke tempat cedera: horor 2023 jadi motivasi

Tahun lalu, Mugello bukan tempat menyenangkan buat Rins. Di tikungan 8 alias Arrabbiata 1, dia jatuh dan langsung dapat tiket rumah sakit kelas utama. Cedera kaki kanan serius, musim 2023 tamat, dan proses pemulihan panjang banget. Tapi sekarang, dia malah ngebut lagi di tempat yang sama. Gila.

“Ketika saya keluar dari pit dan melintasi tikungan itu, saya sempat bilang dalam hati, ‘wow, ini tempatnya.’ Tapi setelah itu saya terlalu fokus, nggak sempat mikirin yang lain,” katanya. Ini bukti bahwa trauma bisa ditendang keluar garasi kalau kamu cukup nekat—dan punya kru teknik yang tahu cara benerin motor mogok.

Yamaha vs Ducati: kayak main PS lawan arcade

Salah satu highlight hari itu adalah ketika Rins nempel di belakang Alex Marquez. Bukan buat stalking, tapi buat belajar. Dan hasilnya jelas: Yamaha dan Ducati beda planet.

“Ketika saya mengikuti Alex, saya lihat di tikungan cepat, Ducati mereka kayak menempel ke tanah, dan mereka bisa langsung buka gas. Saya bisa menikung, tapi saya nggak punya kepercayaan diri buat tarik gas. Mereka kayak di atas rel,” katanya, sambil mungkin menahan rasa iri mendalam.

Tapi ya itu kenyataan hidup di MotoGP sekarang. Ducati punya motor kayak kereta peluru, Yamaha masih nyari-nyari grip pakai senter.

Quartararo: bahu copot tapi tetap tembus lima besar

Ngomong-ngomong soal Yamaha, jangan lupa Fabio Quartararo. Bahu kirinya copot (ya, literally dislokasi), tapi dia tetap mencatatkan waktu 1:44,9 dan finis di posisi kelima. Rins nggak pelit pujian: “Chapeau untuknya. Saya sendiri pernah dislokasi di Jerez 2021 dan hampir pingsan karena sakitnya. Fabio luar biasa.”

Buat yang belum tahu, bahu copot itu sakitnya bisa bikin kamu lupa nama sendiri. Tapi Fabio? Dia bukan cuma naik motor, dia juga lebih cepat dari hampir semua pembalap sehat lainnya. Dan Rins bilang, “Biarkan mereka ambil ‘tarian’ darinya.” Kalau ini sinetron, Fabio udah jadi tokoh utama drama MotoGP 2025.

Sprint Race: semoga Yamaha nggak ngambek

Dengan performa ini, Rins berhak masuk Q2, dan peluang di Sprint Race makin terbuka. Tapi ini Yamaha, bro. Kadang semangat, kadang mager. Rins tahu itu, makanya dia bilang, “Kami masih harus berkembang. Di tikungan cepat seperti Arrabbiata dan tikungan terakhir, saya masih terlalu jauh.”

Artinya, Sprint Race akan jadi ujian konsistensi. Bukan cuma untuk pembalap, tapi juga buat teknisi Yamaha yang harus pastikan motor nggak balik ngambek kayak mantan yang suka muncul pas kita udah move on.

Jadi, apakah Alex Rins bisa naik podium dengan Yamaha di Mugello? Mungkin. Tapi satu hal pasti: dia sudah bikin semua orang tercengang dengan masuk Q2 di sirkuit horor masa lalunya.

Ini bukan sekadar berita tentang posisi grid. Ini kisah comeback, adaptasi, dan semangat pantang menyerah di atas motor yang kadang lebih bandel dari kambing gunung. Alex Rins masuk Q2, dan MotoGP 2025 makin sulit ditebak.

Lainnya

Posting Komentar