David Munoz rebut kemenangan perdana di Aragon

David Munoz raih kemenangan pertamanya di Moto3 Aragon setelah duel dramatis dengan Maximo Quiles hingga tikungan terakhir.
David Munoz rebut kemenangan perdana di Aragon. © Gold & Goose Photography/LAT Images
David Munoz. © Gold & Goose Photography/LAT Images

Akhirnya, setelah sekian banyak drama, start ulang, dan tabrakan yang kadang lebih sering daripada diskon Tokopedia, David Munoz resmi jadi pemenang balapan Moto3 untuk pertama kalinya. Dan bukan kemenangan biasa—ini kemenangan ala film laga Spanyol, penuh salip-menyalip, dendam pribadi, dan tentunya, overtake di tikungan terakhir yang bikin komentator teriak sampai serak. Pencapaian yang gak hanya menonjolkan kecepatan, tapi juga taktik dan sedikit keberanian buat nyelip lawan kayak lagi rebut tempat duduk di KRL jam 6 pagi.

Tikungan terakhir, reputasi dipertaruhkan

Balapan ini seakan dirancang oleh penulis naskah drama. Maximo Quiles, anak didik Marquez bersaudara, sudah di depan, sudah tinggal satu tikungan terakhir. Tapi sayang, kalau hidup semudah itu, semua orang sudah punya piala dunia.

Munoz, dengan gaya khas pembalap Andalusia, menunggu sampai momen paling krusial untuk mengirim overtake setajam celotehan netizen +62. Quiles coba balas, tapi udah telat, bro. Munoz berhasil mempertahankan posisi sampai garis finis. Dan yes, jaraknya cuma 0,050 detik. Kalau kamu bersin saat nonton, bisa jadi kelewat momen penting itu.

Start panas, aspal lebih panas

Balapan dimulai dalam kondisi yang katanya "ideal". Kalau ideal itu artinya panas menyengat kayak hati yang baru diputusin lewat chat, ya, memang ideal. Suhu tinggi sejak pagi, dan tentu saja, drama sudah terasa sejak awal.

Jose Antonio Rueda, sang pemimpin klasemen, langsung tancap gas dan nyodok ke depan. Tapi seperti biasa, di Moto3, berada di depan dari awal itu kayak naro status pacaran di IG sebelum jadian resmi—rawan kejadian gak enak. Di belakang, Quiles menyalip Lunetta dan Munoz mulai ngekor pelan-pelan kayak ninja naik motor.

Rueda cepat, tapi ban tidak setia

Rueda seperti biasa tampil dominan di awal. Tapi ya, apa gunanya cepat kalau bannya lebih loyo daripada sinyal WiFi di rumah? Setelah 11 lap, performanya mulai melorot. Disalip satu demi satu kayak tukang parkir ditinggal pembalap.

Munoz dan Lunetta pun melenggang. Sementara Almansa, Carpe, dan bahkan Quiles mulai menunjukkan diri. Lap demi lap, grup depan makin ramai. Posisi berubah kayak harga cabai. Quiles sempat jatuh ke posisi tujuh, tapi namanya juga Moto3, balik ke depan itu cuma soal dua tikungan dan satu nekat.

5 lap terakhir: neraka kecil

Masuk 5 lap terakhir, semua mulai kehilangan akal. Salip-salipan jadi makin brutal. Almansa sempat memimpin, tapi digeser lagi oleh Munoz. Rueda di belakang coba ikut-ikutan tapi malah makin tenggelam. Ketika akhirnya Munoz berada di depan Quiles, pertanyaan besar muncul: bisa bertahan nggak?

Lap terakhir tiba. Quiles nekat. Ia salip Munoz dan sempat kembali ke posisi terdepan. Tapi ya, Munoz ternyata punya satu trik terakhir: overtake di tikungan paling akhir. Kayak adegan terakhir film “Fast & Furious” versi Moto3. Quiles coba balas di lintasan lurus, tapi terlambat. Munoz menangi balapan dengan selisih 0,050 detik, dan pecahlah kemenangan perdana David Munoz di Moto3 Aragon.

Podium dan klasemen: Rueda, please jangan panik

Di belakang Munoz dan Quiles, Alvaro Carpe berhasil mengamankan podium setelah melewati Lunetta. Almansa ada di posisi keempat, lalu Piqueras di posisi enam. Joel Kelso nempel di posisi ketujuh, dan Rueda—oh Rueda—dapat pelajaran berharga bahwa memimpin di awal bukan jaminan pulang dengan piala.

Dengan finis di P8, Rueda masih nyaman memimpin klasemen, unggul 52 poin dari Piqueras. Tapi kalau dia terus kayak gini, bisa-bisa gelar juara dunia tinggal mimpi.

Debut manis, reputasi rusak

Yang menarik dari race ini bukan cuma Munoz yang akhirnya pecah telur, tapi juga reputasi Quiles yang makin mirip Marc Marquez junior, lengkap dengan gaya membalap agresif nan licik. Di satu sisi, ini bikin race seru. Di sisi lain, ya... mungkin steward FIM mulai sibuk cari ulang rekaman.

Tapi kita gak bisa bohong, Quiles itu cepat, cerdas, dan gila. Dan Munoz? Lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih gila di momen yang tepat. Hasilnya? Kemenangan pertama dalam karier Grand Prix, dan mungkin awal dari banyak podium lainnya. Moto3 nggak pernah kehabisan bintang, dan Munoz hari ini resmi daftar sebagai salah satunya.

Posisi lainnya, buat yang butuh data

Biar nggak dibilang cuma modal gaya nulis, ini daftar nama-nama pejuang sisa poin:

  • P9: Yamanaka
  • P10: Cormac Buchanan
  • P11: Furusato
  • P12: Scott Ogden
  • P13: Valentin Perrone
  • P14: Ruche Moodley
  • P15: Dennis Foggia

Selamat kepada mereka yang masih bisa bawa pulang poin, dan semoga tidak ditanya netizen: “kapan menangnya?”

Lainnya

Posting Komentar