Pirelli ganti Michelin di MotoGP dan mulai uji ban di Misano

Pirelli bakal uji ban MotoGP di Misano September ini, siap gusur dominasi Michelin sejak 2009.
Pirelli ganti Michelin di MotoGP dan mulai uji ban di Misano. © Gongora/NurPhoto
© Gongora/NurPhoto

Kalau kamu pikir drama MotoGP cuma di tikungan terakhir atau di paddock antar rival, kamu belum lihat sinetron yang satu ini: Pirelli, si pembuat ban yang biasa ngaspal di Formula 1 dan Moto2/Moto3, resmi mengusir Michelin dari takhta tertinggi MotoGP mulai musim 2027.

Yes, Pirelli ganti Michelin di MotoGP, dan sebagai opening act mereka akan adakan uji coba ban pertama di Misano tanggal 16 September nanti. Tapi sebelum kamu kira ini cuma soal “ban diganti, habis perkara,” izinkan saya memberi tahu: ini drama teknis, finansial, dan emosional yang layak dijadikan serial Netflix.

Michelin minggat, Pirelli masuk bawa koper penuh ambisi

Sejak 2009, Michelin seperti tetangga yang nyaman—kadang ngadat, tapi tetap bisa diandalkan. Namun dunia MotoGP butuh drama baru, dan siapa yang lebih tepat dari Pirelli yang doyan eksperimen dan penuh gaya Eropa Selatan?

Diumumkan sejak Maret lalu, Pirelli langsung tancap gas bikin prototipe ban. Mereka kayak anak baru di sekolah yang bawa tas paling keren dan langsung cari panggung. Cuma, panggungnya bukan di catwalk Milan, tapi di sirkuit Misano—dua hari setelah GP San Marino, dan sehari setelah tes IRTA. Strategi pencitraan: check.

Tes batal, tukang ban ribut, pembalap cuma bisa ngelus dada

Awalnya sih tes ini mau digelar habis GP Aragon. Tapi seperti biasa, sesuatu yang direncanakan dengan manis seringkali bubar jalan karena “masalah logistik” yang nggak jelas.

Akhirnya, setelah adu email, rapat Zoom, dan mungkin sedikit sumpah serapah di paddock, disepakatilah Misano jadi tempat pertama Pirelli menunjukkan “calon ban MotoGP masa depan.”

Tapi tunggu dulu—siapa yang bayarin?
Nah ini dia klimaksnya.

Adu dompet: pabrikan atau tim yang harus keluar duit?

Drama ini punya dua kubu: Pirelli ngotot “kalian dong yang bayar,” tim MotoGP bilang, “eh, lo yang masuk, lo yang modalin.” Solusinya? Uji coba pertama dibayarin Pirelli, selanjutnya urusan tim.

Iya, kedengarannya adil... kalau kamu bukan tim MotoGP yang lagi mikir anggaran buat riset winglet, fairing, dan gaji pembalap yang bisa ngedumel tiap minggu.

Akhirnya sih mereka katanya sudah capai kesepakatan, tapi seperti janjian nongkrong, “deal” ini masih belum jelas rinciannya.

Coba ban dulu, baru bikin yang serius

Di Misano nanti, akan ada lima pembalap uji coba—satu dari tiap pabrikan. Mereka nggak pakai motor supercanggih, tapi motor “lab” alias versi downgrade dari motor MotoGP sekarang:

  • 1000 cc,
  • tanpa alat pengatur tinggi motor (ride height device),
  • aerodinamika seadanya,
  • tenaga dikurangi 40–50 hp.

Alias motor versi diet ketat.

Tapi tenang, tujuan tes ini bukan pamer, tapi kumpulin data dan umpan balik. Jadi kalau nanti ban Pirelli-nya “plong” kayak kerupuk, kita tahu ada datanya.

Tahun 2026, semua pembalap bakal ikutan

Ini baru pemanasan. Tahun depan, Pirelli akan bawa kompon barunya keliling dunia—dari sirkuit ke sirkuit. Tujuannya: menguji kompon dalam berbagai kondisi dan, kalau bisa, menghindari skandal seperti “ban nggak cocok” di tengah musim.

Dan di tahap ini, pembalap utama bakal ikut bantu. Bayangkan Marc Marquez (kalau belum pensiun), Francesco Bagnaia, Jorge Martin, semua nyoba ban baru yang belum tentu cocok sama gaya balap mereka.

Kalau sampai ban ini bikin pembalap jatuh atau kehilangan grip pas tikungan, siap-siap Pirelli jadi musuh bersama netizen MotoGP.

Kenapa penggantian ban ini penting (dan sensitif banget)?

Gini bro, ban itu bukan cuma “karet bundar yang muter.” Ban adalah satu-satunya komponen yang langsung menyentuh aspal. Satu-satunya bagian motor yang benar-benar bersentuhan dengan kenyataan.

Ganti ban berarti ganti segalanya:

  • Feeling rem,
  • Entry dan exit tikungan,
  • Setup suspensi,
  • Gaya balap keseluruhan.

Dari pabrikan sampai pembalap, semuanya harus adaptasi. Dan itu bukan proses satu malam. Jadi wajar kalau mereka sekarang was-was.

Antara ambisi dan realita

Pirelli memang jago di Formula 1 dan punya pengalaman di Moto2 dan Moto3. Tapi MotoGP bukan kelas bocah-bocah. Ini liga raja-raja. Dan tekanan di sini beda level.

Kalau sampai kompon ban mereka “meh,” bisa-bisa reputasi hancur sebelum musim 2027 dimulai. Tapi kalau sukses? Mereka bisa ngelangkahin Michelin sebagai penguasa baru karet aspal dunia dua roda.

Jadi, apa yang bisa kita harapkan?

Satu: uji coba di Misano nanti bakal jadi panggung penting buat Pirelli.
Dua: tim dan pembalap bakal makin vokal soal performa ban.
Tiga: fans seperti kita bisa duduk santai sambil nonton drama baru ini dengan popcorn.

Tapi satu hal yang pasti: Pirelli ganti Michelin di MotoGP, dan itu berarti era baru akan dimulai. Entah itu era ban cengkeram maut atau era keluhan bertubi-tubi di konferensi pers, kita tunggu saja.

Kalau ban bisa bicara, mungkin ban Michelin sekarang lagi nyumpahin, “Semoga ban barumu cepat aus di tikungan.”
Tapi hei, ini MotoGP—di sini, karet bisa jadi penentu juara dunia.

Dan kalau Pirelli salah langkah, siap-siap jadi bahan meme se-MotoGP season.

Lainnya

Posting Komentar